YAYASAN
KEPHARMASIAN SURABAYA
SMK
FARMASI SURABAYA
Jl. Kapasari 3 – 5 Telp. 3710619
Surabaya
|
Nama
: ______________________
Kelas/No.Absen
:________________
Tanggal : ______________________
|
NILAI
(Paraf Pembimbing)
|
LEMBAR KERJA PRAKTIK FARMAKOGNOSI
I. JUDUL PRAKTIKUM :
Pembuatan Sirup Kaempferia galanga L. ( Kencur )
II. TUJUAN PRAKTIKUM :
Siswa Mampu Membuat Sirup Kaempferia galanga L. (
Kencur )
III.
PENDAHULUAN :
1. Pengertian
Sirup
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.
Kadar sakarosa ( C12H22O11 ) tidak kurang dari
64% dan tidak lebih dari 66%
2. Macam – macam Sirup
1.
Sirup simpleks mengandung 65%
gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v.
2.
Sirup obat, mengandung satu
atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan dan digunakan untuk
pengobatan.
3.
Sirup pewangi, tidak mengandung
obat tetapi mengandung zat pewangi atau penyedap lain. Tujuan pengembangan
sirup ini adalah untuk menutupi rasa tidak enak dan bau obat yang tidak enak
(Anief, 1986)
3. Komponen Sirup
Sebagian besar sirup-sirup mengandung
komponen-komponen berikut didamping air murni dan semua zat-zat obat yang ada:
1.
Gula,
biasanya sukrosa atau pengganti gula igunakan untuk memberi rasa manis dan
kental
2.
Pengawet anti
mikroba. Diantara pengawet-penagawet yang umum digunakan sebagi sirup denga
konsentrasi lasim yang efektif adalah : asam benzoat (0,1-0,2 %), natrium
benzoat (0,1-0,2 %) dan berbagi campuran metil-,profil,dan butil paraben (total
± 0,1 %). Sering kali alkohol digunakan dalam pembuatan sirup untuk membantu
kelarutan bahan-bahan yang larut dalam alkohol, tetapi secara normal alkohol
tidak ada dalm produk akhir dalm jumlah yang dianggap cukup sebagai pengawet (15-20
%).
3.
Pembau
4.
Pewarna.
Untuk menambah daya tarik sirup, umumnya digunakan zat pewarna yang berhubungan
dengan pemberi rasa yang digunakan ( misalnya hijau untuk rasa permen, coklat
untuk rasa coklat dan sebaginya). Pewarna yang digunakan umum larut dalam air,
tidak bereaksi dengan komponen lain dari sirup, dan warna stabil pada kisaran
pH dan dibawah cahaya yang intensif sirup tersebut mungkin menjadi enounter
selama masa penyimpanan.
5.
Perasa.
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang
berasal dari alam seperti minyak-minyak menguap (contoh : minyak jeruk), vanili
dan lain-lainnya. Untuk membuat sirup jamin yang sedap rasanya. Karena sirup
adalah sediaan air, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang
cukup. Akan tetapi, kadang-kadang sejumlah kecill alkohol ditambahkan kesirup
untuk menjamin kelangsungan kelarutan dari pemberi rasa yang kelarutannya dalam
air buruk.
6.
Biasanya untuk untuk sirup yang dibuat dalam
perdagangan,mengandung pelarut-pelarut khusus,pembantu kelarutan,kental,dan
stabilisator.
4. Keuntungan
1)
Sesuai untuk
pasien yang sulit menelan (pasien usia lanjut, parkinson, anak – anak).
2)
Dapat
meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak – anak karena rasanya
lebih enak dan warna lebih menarik.
3)
Sesuai untuk
yang bersifat sangat higroskopis dan deliquescent.
Kerugian
5. Kerugiaan
1)
Tidak semua
obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup.
2)
Sediaan sirup
jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran/kombinasi beberapa zat
berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak dibutuhkan oleh pasien. Sehingga
dokter anak lebih menyukai membuat resep puyer racikan individu untuk pasien.
3)
Tidak sesuai
untuk bahan obat yang rasanya tidak enak misalnya sangat pahit (sebaiknya
dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya dibentuk tablet effervescent).
4)
Tidak bisa
untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspense atau
eliksir). Eliksir kurang disukai oleh dokter anak karena mengandung alcohol,
suspense stabilitasnya lebih rendah tergaantung ormulasi dan suspending egent
yang digunakan.
5)
Tidak bisa
untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya dibentuk emulsi yang
mana stabilitas emulsi lebih rendah dan tergantung formulasi serta emulsifying
agent yang digunakan).
6)
Tidak sesuai
untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan (biasanya dibuat sirup
kering yang memerlukan formulasi khusus, berbentuk granul, stabilitas setelah
dilarutkan haInya beberapa hari).
Harga relatif mahal karena memerlukan formula
khusus dan kemasan yang khusus pula.
6.
Cara Pembuatan Sirup
Ø
Buat Cairan untuk sirup
Ø
Panaskan, tambahkan gula, jika
perlu didihkan hingga larut.
Ø
Tambahkan air mendidih
secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki,
Ø
Buang busa yang terjadi, dan
serkai
Cairan untuk sirup, kedalam mana gulanya akan dilarutkan dapat
dibuat dari :
1.
aqua destilata : untuk sirupus
simplex.
2.
hasil-hasil penarikan dari
bahan dasar :
a) maserasi misalnya
sirupus Rhei
b) perkolasi misalnya
sirupus Cinnamomi
c) sari buah misalnya
rubi idaei
3. Larutan atau campuran
larutan bahan obat misalnya : methydilazina hydrochloridi sirupus, sirup-sirup
dengan nama patent misalnya yang mengandung campuran vitamin .
Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida
antrakinon di tambahkan Na2CO3 sejumlah 10% bobot simplisia.
Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk
persediaan ditambahkan metil paraben 0,25 %
b/v atau pengawet lain yang cocok.
Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66 % sakarosa, bila
lebih tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62 %
sirup akan membusuk.
Bj sirup kira-kira 1,3
Pada penyimpanan dapat terjadi inversi dari sakarosa ( pecah menjadi
glukosa dan fruktosa ) dan bila sirup yang bereaksi asam inversi dapat terjadi
lebih cepat.
Pemanasan sebaiknya dihindari karena pemanasan akan menyebabkan
terjadinya gula invert.
Gula invert adalah gula yang terjadi karena penguraian sakarosa yang
memutar bidang polarisasi kekiri.
Gula invert tidak dikehendaki dalam sirup karena lebih encer
sehingga mudah berjamur dan berwarna tua ( terbentuk karamel ), tetapi mencegah
terjadinya oksidasi dari bahan obat.
Kadang-kadang gula invert dikehendaki adanya misalnya dalam
pembuatan sirupus Iodeti ferrosi.
Hal ini disebabkan karena sirup merupakan media yang mereduksi,
mencegah bentuk ferro menjadi bentuk ferri.
Gula invert disini dipercepat pembuatannya dengan memanaskan larutan
gula dengan asam sitrat.
Pada sirup yang mengandung sakarosa 62 % atau lebih, sirup tidak
dapat ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak mati.
Bila kadar sakarosa turun karena inversi, maka jamur dapat tumbuh.
Bila dalam resep, sirup diencerkan dengan air dapat pula ditumbuhi jamur.
Untuk mencegah sirup tidak menjadi busuk, dapat ditambahkan bahan
pengawet misalnya nipagin.
Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka
sakarosa dilarutkan dengan pemanasan
lemah dan dalam botol yang tertutup, seperti pada pembuatan Thymi sirupus dan
Thymi compositus sirupus, aurantii corticis sirupus. Untuk cinnamomi sirupus
sakarosa dilarutkan tanpa pemanasan.
Maksud menyerkai pada sirup adalah untuk memperoleh sirup yang
jernih.
Ada beberapa cara menjernihkan sirup :
1. Menambahkan
kocokan zat putih telur segar pada sirup . Didihkan sambil diaduk, zat putih
telur akan menggumpal karena panas.
2. Menambahkan
bubur kertas saring lalu didihkan dan saring kotoran sirup akan melekat ke
kertas
saring.
Cara memasukkan sirup ke dalam botol :
Penting untuk kestabilan sirup dalam penyimpanan, supaya awet (tidak
berjamur) sebaiknya sirup disimpan dengan cara :
1.
Sirup yang sudah dingin
disimpan dalam wadah yang kering. Tetapi pada pendinginan ada kemungkinan
terjadinya cemaran sehingga terjadi juga penjamuran.
2.
Mengisikan sirup panas-panas
kedalam botol panas ( karena
sterilisasi ) sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus
terjadi sterilisasi sebagian gabusnya, lalu sumbat gabus dicelup dalam lelehan
parafin solidum yang menyebabkan sirup terlindung dari pengotoran udara luar.
3.
Sterilisasi sirup, disini harus
diperhitungkan pemanasan 30 menit apakah tidak berakibat terjadinya gula
invert. Maka untuk kestabilan sirup, FI III juga menuliskan tentang panambahan
metil paraben 0,25% atau pengawet lain yang cocok.
Contoh-contoh Sediaan Sirup
1)
Ferrosi Iodidi Sirupus,
Cara pembuatan : 20 bagian ferrum pulveratum dicampur dengan 60
bagian air, tambahkan 41 bagian Iodium sedikit demi sedikit sambil digerus.
Setelah warna coklat hilang maka larutan disaring, dimasukkan kedalam larutan ½
bagian acidum citricum dan 600 bagian sakarosa dalam 200 bagian air panas.
Untuk
mencegah terjadinya oksidasi dari ferro Iodida maka ujung corong masuk kedalam
larutan sakarosa.
Sisa serbuk besi pada kertas saring dicuci dengan air sampai diperoleh 1000
bagian sirup.
· Guna acidum
citricum adalah untuk mempercepat inversi sakarosa, menjadi glukosa dan
fruktosa yang
merupakan reduktor kuat yang berguna untuk mencegah oksidasi ferro lodidum.
· Ferro Iodidum
selalu dibuat baru.
2)
Sirupus Simplex = Sirup Gula
Cara pembuatan : Larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metil
paraben 0,25 % secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, di tempat
sejuk.
3)
Auranti Sirupi = Sirup Jeruk
Manis
Cara pembuatan : Campur 10 bagian kulit buah jeruk manis yang telah
dipotong kecil-kecil dengan 20 bagian larutan metil paraben 0,25%. Biarkan
dalam tempat tertutup selama 12 jam. Pindahkan ke dalam perkolator, perkolasi
dengan larutan metil paraben 0,25% secukupnya hingga diperoleh 37 bagian
perkolat. Tambahkan 63 bagian gula pada suhu kamar atau pada pemanasan
perlahan-lahan dalam tempat tertutup hingga diperoleh 100 bagian sirup
Pemerian : cairan kental, jernih, warna coklat, bau khas
aromatik.
4)
Sirupus Thymi = Sirup Thymi
Cara pembuatan : Campurlah 15 bagian herba timi dengan air
sesukupnya dan diamkan 12 jam dalam bejana tertutup. Masukan dalam
perkolatordan sari dengan air, perkolat dipanasi sampai 90 0C dan diserkai
hingga diperoleh 36 bagian hasil perkolat. Masukan dalam bejana tertutup dan
tambahkan 64 bagian gula panaskan dengan pemanasan lemah hingga diperoleh 100
bagian sirup.
Pemerian : sirup warna coklat, bau dan rasa seperti thymi.
Sirup-sirup yang tercantum dalam FI ed III, yaitu
sebagai berikut :
Chlorpheniramini maleatis sirupus
Cyproheptadini hydrochloridi sirupus
Dextrometorphani hydrobromidi sirupus
Piperazini citratis sirupus
Prometazini hydrochloridi sirupus
Methidilazini hydrochloridi sirupus
Sirupus simplex yang dibuat dengan melarutkan 65 bagian
sacharosa dalam larutan metil
paraben secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup.
Dalam perdagangan dikenal “dry syrup” yaitu syrup
berbentuk kering yang kalau akan dipakai ditambahkan sejumlah pelarut tertentu
atau aqua destilata, biasanya berisi zat yang tidak stabil dalam suasana
berair.
IV.
LITERATURE :
1. Buku Farmakognosi EGC Vol 1 hal 33
2. Farmakognosi Bambang Sutrisno hal
3. Ilmu Resep DEPKES Bab
Galenika hal 53 – 56
4.
http://belongtomahsumi.blogspot.co.id/2011/06/sirup.html
V.
SISTEMATIKA TANAMAN :
(Kaempferiae
Rhizoma buku EGC vol. 1 hal 16)
Nama
lain :
Kencur
Tanaman asal :
Kaempferia galanga L
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Alkaloida,minyak atsiri(yang
mengandung sineol,dan kamferin),mineral,dan
pati penggunaan:ekspektoransia,diaforetika,karminativa,stimulansia,dan
roboransia
Pemerian :
Bau khas aromatik,rasa pedas,hangat ,agak pahit,dan akhirnya
menimbulkan rasa pedas
Bagian
yang digunakan : Akar tinggal
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
Keterangan tambahan :
Waktu
panen : Pada umur 1 tahun
VI. CARA
PEMBUATAN :
1.
Melarutkan bahan- bahan dengan bantuan pemanasan
Sirup
yang dibuat dengan cara ini apabila :
a. Dibutuhkan pembuatan sirup
secepat mungkin
b. Komponen sirup tidak rusak
atau menguap oleh pemanasan
Pada cara ini umumnya gula ditambahkan ke air yang
dimurnikan dan dipanaskan sampai larut. Contoh : sirup akasia, sirup cokelat
2.
Melarutkan bahan-bahan dengan pengadukan tanpa pemanasan
Metode ini dilakukan untuk menghindari panas
yang merangsang inverse sukrosa.
Prosesnya membutuhkan waktu
yang lebih lama tetapi mempunyai kestabilan yang maksimal. Bila bahan
padat akan ditambahkan ke sirup, yang paling baik
adalah dengan melarutkannya dalam sejumlah air murni dan kemudian larutan
tersebut digabungkan ke dalam sirup. Contoh : sirup ferro sulfat
3.
Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang diberi
rasa (Colatura)
Ada kalanya cairan obat seperti tingtur atau
ekstrak cair digunakan sebagai sumber obat dalam pembuatan sirup. Banyak
tingtur dan ekstrak seperti itu mengandung bahan-bahan yang larut dalam alcohol
dan dibuat dengan pembawa beralkohol atau hidroalkohol. Jika komponen yang
larut dalam alcohol ibutuhkan sebagai bahan obat dalam pembuatan sirup,
beberapa cara kimia umum dapat dilakukan agar bahan-bahan tersebut larut dalam
air, campuran dibiarkan sampai zat-zat yang tidak larut dalam air terpisah
sempurna dan menyaringnya dari campuran. Filtratnya adalah cairan obat yang
kepadanya kemudian ditambahkan sukrosa dalam sediaan sirup. Pada kondisi lain,
apabila tingtur dan ekstrak kental dapat bercampur dengan sediaan berair, ini
dapat ditambahkan langsung ke sirup biasa atau sirup pemberi rasa sebagai obat.
Contoh : Sirup sena
4.
Maserasi dan Perkolasi
a. Adalah cara penarikan sari dari simplisia
dengan cara merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa
yaitu pada suhunya 15-25 0C. Contoh : Sirupus Rhei, Althaeae sirup
b. Perkolasi ialah suatu cara penarikan, memakai
alat yang disebut perkolator, yang simplisianya terendam dalam cairan penyari
dimana zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan
keluar sampai memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.Contoh :Sirupus
cinnamomi, sirup aurantii corticis
VII. DAFTAR ALAT YANG DIPERLUKAN :
1.
Timbangan
2.
Spektrofotometer
3.
Batang
pengaduk
4.
Botol coklat
5.
Spatel
6.
Kertas perkamen
7.
Gelas ukur
8.
Erlenmeyer
9.
Pipet tetes
10.
Beaker glass
11.
Viskometer
Broukfield
12.
Piknometer
VIII. DAFTAR BAHAN YANG DIPERLUKAN :
Kaempferia galanga L. (
kencur ) kering
IX.
HASIL PRAKTIKUM :
HARI KE -
|
HASIL PENGAMATAN
|
BERAT SIMPLISIA
|
KETERANGAN
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X.
PENGEMASAN DAN PENANDAAN
1. Wadah Primer
2. Wadah sekunder
3. Etiket
XI.
HARGA PEMBELIAN :
Harga kencur Segar / kg
Harga beli kencur kering / 100 g
XII.
HARGA PENJUALAN :
Harga Penjualan = Harga Beli + Harga Wadah + Harga
Etiket + Harga Transport + Keuntungna yg diinginkan + HR Karyawan + Promosi +
dll
XIII.
CATATAN PELAKSANAAN :
XIV :
LAMPIRAN
Foto – foto tahap demi tahap selama praktikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar